Sekarang, bagaimana dengan investigasi Allan Nairn tentang keterkaitan Presiden AS Donald Trump dengan sejumlah tokoh penting di Indonesia? Apakah laporan Nairn tersebut juga bersumberkan informasi intelijen ataukah hanya hasil comotan dari berbagai pemberitaan sejumlah media?.
Trump, sebagaimana yang diberitakan sejumlah media nasional dan internasional, memiliki kedekatan dengan Hary Tanoesoedibjo, rekan bisnis Trump di Indonesia, Bersama Hary, Trump diberitakan membangun dua Trump Resort, satu di Bali dan satu di dekat Jakarta (di Lido, Bogor, Jawa Barat). Lewat Hary inilah Trump menjalin komunikasi dengan Ketua DPR Setya Novanto, Fadli Zon.
Bagaimana dengan Prabowo Subianto? Sebulan jelang Pilpres 2014 beredar rekaman video pidato Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo dalam sebuah acara yang digelar USINDO Washington Special Open Forum Luncheon yang digelar pada 17 Juli 2013.
Dalam acara itu, Hashim menjelaskan visi misi Prabowo Subianto yang akan maju sebagai calon presiden. Selanjutnya, Hashim menyakinkan pihak Amerika bahwa Prabowo juga pro-Amerika.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kedekatan antara orang-orang penting dari negara-negara yang berbeda. Apalagi kalau kedekatan tersebut terkat dengan persoalan bisnis. Demikian juga dengan pernyataan Hashim tentang Prabowo yang disebutnya sebagai pro-Amerika. Sebagai komunikasi politik, pernyataan Hashim tersebut tidak bermasalah.
Pernyataan Hashim tersebut, kalau dicermati, sebelas-dua belas dengan "I love the United States, with all its faults. I consider it my second country," yang diucapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dirilis The International Herald Tribune pada 8 Agustus 2003. Atas ucapan SBY tersebut, Al Jazeera menyebut jenderal bintang empat itu sebagai “CIA agent”.