Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kedekatan antara orang-orang penting dari negara-negara yang berbeda. Apalagi kalau kedekatan tersebut terkat dengan persoalan bisnis. Demikian juga dengan pernyataan Hashim tentang Prabowo yang disebutnya sebagai pro-Amerika. Sebagai komunikasi politik, pernyataan Hashim tersebut tidak bermasalah.
Pernyataan Hashim tersebut, kalau dicermati, sebelas-dua belas dengan "I love the United States, with all its faults. I consider it my second country," yang diucapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dirilis The International Herald Tribune pada 8 Agustus 2003. Atas ucapan SBY tersebut, Al Jazeera menyebut jenderal bintang empat itu sebagai “CIA agent”.
“Despite a smear campaign that includes allegations he is a CIA agent, polls show that Yudhoyono's personal approval ratings are high across the political spectrum. Asked who was their second choice to become president should their candidate not win, electors unanimously backed Yudhoyono,” tulis Al Jazeera seperti yang dapat dibaca di sini.
Dalam ranah politik tanah air, isu soal kaitan tokoh nasional dengan negara lain, khususnya AS bukanlah hal yang aneh. Isu ini biasanya beredar luas, pada saat moment-moment tertentu, misalnya jelang Pilpres atau di saat suhu politik tanah air sedang memanas.