Kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2019 pastinya sangat tidak diharapkan oleh para purnawirawan jenderal Wiranto, di mana SBY menjadi salah seorang di antaranya.
Di Pilgub Jabar 2018, Prabowo hanya Follower
Sampai mendekati tiga bulan jelang waktu penutupan pendaftaran pasangan cagub-cawagub Jabar 2018, dukugan parpol sudah mengerucut ke dua nama: Emil dan Deddy.
Emil didukung oleh Nasdem, Golkar, PPP, dan PKB. Sebaliknya, Deddy bakal didiklarasikan oleh Demokrat, PKS, dan PAN.
Di sisi lain, meski memiliki 20 kursi DPRD Jabar atau memenuhi ambang batas minimal pengajuan pasangan jagoannya dalam Pilgub Jabar 2018, PDIP tidak memiliki kader atau calon yang layak diterjunkan.
Kalau pun PDIP nekad maju dengan siapa pun calonnya, dipastikan hanya akan menemui kekalahannya. Bukan hanya itu, majunya PDIP dengan jagoannya sama saja dengan membelah suara kutub pendukung Jokowi. Karenanya PDIP dipastikan akan mendukung Emil. Terlebih Emil sejak 2012 sudah memiliki kedekatan dengan PDIP.
Sementara, selain jumlah kursi yang dimilikinya tidak memenuhi ambang batas minimal pencalonan, Gerindra pun tidak memiliki calon lain selain Deddy yang sudah diserobot oleh Demokrat.
Dengan maju sebagai kader Demokrat dan disebut-sebut sebagai pendirinya, Deddy lebih identik dengan SBY. Kemenangan Deddy adalah kemenangan SBY. Sama seperti kemenangan Anies-Sandi yang lebih identik dengan kemenangan Prabowo dan Gerindra ketimbang PKS.
Sebaliknya, kekalahan Deddy yang berarti kemenangan kutub Jokowi pastinya tidak dikehendaki oleh Prabowo. Kemenangan Emil di tahun politik pastinya berpengaruh negatif pada pencapresan Prabowo.
Dalam posisi yang tidak menguntungkan ini, Prabowo tidak mungkin mendukung Emil yang sama artinya dengan melawan pendukungnya sendiri. Dengan demikian Prabowo akan mengarahkan dukungannya kepada Deddy atau bergabung bersama sekutu politiknya: Demokrat, PKS, dan PAN.
Mendukung Deddy memang membuat posisi Prabowo hanya sebagai follower dari SBY. Tetapi, menjadi pengikut SBY jauh lebih baik ketimbang mengekor Jokowi atau memilih netral yang membuat Prabowo hanya menjadi penonton di tengah gemebyar Pilgub Jabar 2018.
Persoalannya bagi Prabowo, pekerjaannya untuk memenangi Pilpres 2019 semakin berat karena ia terlebih dulu harus mempertahankan “tongkat komando” yang tengah dicoba drebut oleh SBY.
Dan, perebutan “tongkat komando” antara Prabowo dengan SBY ini tidak kalah menarik dari pertarungan Emil Vs Deddy. Jika Deddy menang dalam Pilgub Jabar 2018, siapa yang mengangkat tangan Deddy itulah yang memenangi perebutan “tongkat komando”.