Panglima menjelaskan, persatuan yang dimaksud adalah persatuan dan kesatuan dalam keberagaman yang sangat indah dan kaya; persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika; dan persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Memaknai kemerdekaan yang telah nikmati bersama selama 72 tahun sudah sepatutnya untuk disyukuri karena Indonesia tidak hanya dikaruniai kemerdekaan, tetapi juga karena dilahirkan sebagai bangsa patriot petarung dan sekaligus bangsa pemenang.
"Atas karunia inilah, sekalipun harus dicapai melalui perjuangan darah dan air mata segenap anak bangsa kita dapat meraih kemerdekaan," katanya.
Melalui perjuangan anak bangsa yang percaya kepada kemampuan sendiri, dengan senjata apa adanya, seraya menggelorakan semangat gotong royong, sehingga memunculkan energi sosial yang mengobarkan semangat "Merdeka Atau Mati". Energi sosial tersebut, lanjut Gatot, bisa muncul karena mobilisasi kekuatan umat, santri, dan pemuda serta segenap komponen bangsa oleh para tokoh agama, ulama, kiai, habaib, pendeta, pastor, pinandita, biksu dan tokoh nasionalis.
Doa bersama ini dipadati oleh sekitar 8500 orang yang bertempat di lapangan Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Bahkan sebelum pukul 17.00 petang dimana doa tersebut dilakukan, sejak pukul 16.00 prajurit TNI maupun masyarakat sipil sudah datang berbondong-bondong.