Untuk mengembangkan kemampuan para petani kopi itu sendiri, tidak hanya diangkat sebagai tenaga harian lepas (THL) Pemprov Jawa Barat, para petani kopi tersebut dapat pula diberikan pendampingan khusus. Adapun pendampingan tersebut dapat dilakukan oleh para sarjana pertanian yang tentunya diberikan insentif oleh Pemprov Jawa Barat.
“Jadi kita tidak hanya memberikan benih kopi, tapi diberikan juga pendampingan, mulai masa tanam sampai panen. Pemprov Jawa Barat nanti meminta bantuan para sarjana pertanian untuk itu,” jelas Dedi Mulyadi.
Gagasan pengembangan Desa Kopi ini muncul setelah dilakukannya survei terhadap wilayah tersebut dan juga beberapa keluhan yang disampaikan oleh warga masyarakat disana.