Musik telah lama menjadi salah satu medium untuk menyuarakan pendapat dan menyampaikan pesan penting, termasuk kritik sosial. Dari berbagai belahan dunia, kita dapat menemukan musisi yang tidak hanya menciptakan melodi yang indah, tetapi juga berperan sebagai aktivis sosial. Dua nama yang cukup terkenal dalam hal ini adalah Bob Marley dari Jamaika dan Iwan Fals dari Indonesia. Keduanya menggunakan nada dan lirik sebagai alat untuk mengajak masyarakat berpikir kritis terhadap kondisi sosial di sekitarnya.
Bob Marley, yang dikenal sebagai raja reggae, memiliki segudang lagu yang mengandung kritik sosial yang tajam. Melalui lagu-lagu seperti "Get Up, Stand Up" dan "Redemption Song," Marley tidak hanya mengajak pendengar untuk bersenang-senang, tetapi juga menggugah kesadaran akan ketidakadilan dan penindasan. Dalam liriknya, ia mengungkapkan keprihatinan tentang diskriminasi rasial dan kemiskinan, yang merupakan isu-isu penting pada masa itu. Dengan gaya musik yang catchy dan lirik yang puitis, Bob Marley berhasil menyentuh hati banyak orang dan meningkatkan kesadaran sosial di seluruh dunia.
Di sisi lain, di Indonesia, kita memiliki Iwan Fals, musisi yang lahir pada era Orde Baru. Dengan ketajaman liriknya, Iwan Fals menjadi salah satu musisi yang paling banyak mendengungkan kritik sosial dari sudut pandang rakyat saat itu. Lagu-lagunya seperti "Bongkar" dan "Aku Bukan Pilihan" tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mengajak masyarakat untuk merenungkan kondisi politik dan sosial yang terjadi. Iwan Fals dikenal sebagai musisi aktivis yang selalu bersuara untuk keadilan, kebebasan, dan hak asasi manusia. Ia tidak takut untuk menghadapi risiko dan menyuarakan pendapatnya melalui musik.