Salah satu poin utama dalam rencana kerja sama ini adalah pembuatan kapal perang berteknologi canggih yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional TNI AL. Kapal tersebut direncanakan memiliki kemampuan serbaguna, seperti patroli, pengawalan, hingga operasi penyelamatan.
Pembangunan kapal perang ini juga akan melibatkan perusahaan galangan kapal dari kedua negara. Di Indonesia, PT PAL Indonesia disebut-sebut akan menjadi mitra utama dalam proyek ini, sementara Jepang akan mengandalkan perusahaan galangan kapal Mitsubishi Heavy Industries.
“Kami ingin memastikan bahwa proyek ini tidak hanya meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi melalui transfer teknologi dan penciptaan lapangan kerja di sektor industri pertahanan,” kata Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita.
Kerja sama ini mendapat dukungan luas dari negara-negara tetangga, yang melihatnya sebagai langkah positif untuk memperkuat stabilitas regional. Namun, tantangan tetap ada, termasuk kebutuhan untuk menyelaraskan standar teknologi dan prosedur operasional antara kedua negara.
Selain itu, aspek pendanaan menjadi perhatian utama. Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi besar, sehingga kedua negara harus menyusun skema pembiayaan yang saling menguntungkan.
Pertemuan antara Shigeru Ishiba dan Presiden Prabowo Subianto di Jakarta diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan final terkait proyek ini. Para pengamat menyebut bahwa ini adalah langkah bersejarah dalam hubungan bilateral kedua negara.