Sementara itu, dari sudut pandang politik, keberadaan pintu khusus di open house Jokowi juga tak luput dari kritik. Beberapa pihak menilai bahwa hal ini dapat diinterpretasikan sebagai simbol perlakuan istimewa kepada golongan tertentu, yang tentu saja dapat merusak citra pemerintah. Pada sisi lain, ada yang berpendapat bahwa keberadaan pintu khusus ini hanyalah bagian dari protokoler dan merupakan hal yang lumrah dalam penyelenggaraan acara-acara kenegaraan.
Namun demikian, open house Jokowi tetap menjadi acara yang dinanti-nantikan oleh masyarakat secara luas. Setiap tahunnya, ribuan orang berdatangan ke Istana Negara untuk bersalaman dan berbincang-bincang langsung dengan Presiden. Momentum ini tentu saja tak lepas dari pesona keunikan dan keramahtamahan yang ditawarkan, namun tetap perlu dilihat dari berbagai sudut pandang yang berkembang di masyarakat.
Keberadaan pintu khusus di open house Presiden Jokowi memiliki dua sisi yang perlu dipertimbangkan. Di satu sisi, hal ini bisa dijustifikasi sebagai langkah yang diperlukan untuk keamanan dan pengaturan akses yang terkontrol. Namun, di sisi lain, keberadaan pintu khusus ini juga menjadi bahan perdebatan di kalangan masyarakat terkait dengan keadilan akses dan penafsiran politik. Oleh karena itu, perlu adanya keterbukaan dan transparansi dalam mengelola pintu khusus tersebut agar tak menimbulkan kontroversi yang tidak diinginkan.