Pernyataan itu menjadi bukti bagaimana konflik internal PDI-P kala itu menyisakan luka mendalam bagi Riezky.
Tawaran Jabatan Komnas HAM dan Komisaris Jadi Iming-iming
Sebelum bertemu Hasto, Riezky mengaku didatangi Saeful Bahri, eks kader PDI-P yang kini telah divonis dalam kasus suap tersebut. Pertemuan di Singapura itu menjadi awal dari bujuk rayu politik.
“Ya ini sebentar lagi ada pergantian Komnas HAM, nanti kita dorong jadi Komnas HAM,” kata Saeful, menurut pengakuan Riezky.
Selain itu, Donny Tri Istiqomah, pengacara PDI-P, juga disebut menjanjikan posisi komisaris kepada Riezky. Namun semua itu hanya berlaku jika ia mundur.
Klaim Dapat Restu Sekjen, Tapi Tanpa Bukti Nyata
Saeful Bahri berkali-kali mengklaim bahwa dirinya membawa perintah langsung dari Hasto. Ia bahkan menghubungi Donny Tri di depan Riezky untuk meyakinkan hal itu. Namun dalam persidangan, kredibilitas klaim tersebut dipertanyakan jaksa.
“Saksi baru pertama kali bertemu Saeful, bagaimana bisa yakin perintah dari Sekjen?” tanya jaksa.
Riezky pun mengakui, ia tidak memiliki bukti bahwa Hasto memang memerintahkan langsung. Semua hanya dari mulut Saeful dan Donny.
Rekaman Tanpa Izin Jadi Kontroversi Baru
Salah satu bukti yang diajukan jaksa adalah rekaman percakapan antara Riezky dan Saeful, yang dilakukan diam-diam di Singapura. Namun tim kuasa hukum Hasto keberatan dengan pemutaran rekaman tersebut.