Hal ini menjadi semakin penting, mengingat stigma yang masih melekat di masyarakat terhadap perbedaan usia antara suami istri, terutama jika wanita lebih tua dari pada pria. Wanita dalam hubungan seperti ini sering kali mendapat tekanan dari masyarakat karena dianggap melanggar norma-norma yang berlaku. Namun, dengan semakin banyaknya pasangan yang menunjukkan keberhasilan dalam hubungan dengan perbedaan usia yang jauh, diharapkan stigma ini dapat secara perlahan mulai terkikis.
Wanita di Lombok yang menikah dengan teman anaknya telah memberikan inspirasi bagi banyak orang, terutama wanita yang mungkin merasa minder atau malu untuk menjalin hubungan dengan pria yang lebih muda. Pasangan ini menunjukkan bahwa cinta sejati dapat hadir di mana pun dan kapan pun, tanpa melihat usia, status, atau latar belakang.
Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan usia dalam hubungan pernikahan tetap memerlukan komitmen dan keseriusan dari kedua belah pihak. Faktor-faktor seperti visi ke depan, keuangan, dan kompatibilitas emosional tetap harus dipertimbangkan secara serius agar hubungan tersebut dapat bertahan dalam jangka panjang.
Sementara itu, dalam kisah cinta ini, wanita di Lombok yang berhasil menemukan cinta sejatinya tentu saja mengundang perhatian publik. Bagaimanapun juga, bagian terpenting dari cinta sejati adalah kebahagiaan kedua belah pihak. Akan selalu ada pro dan kontra dalam kasus kisah cinta yang tidak biasa seperti ini, namun tak ada yang lebih penting dari pada kebahagiaan dan keselarasan yang hadir di antara kedua pasangan.