Dampak dari badai-badai ini ternyata juga terasa pada atmosfer di orbit rendah Bumi. Badai tersebut meningkatkan kepadatan atmosfer di orbit rendah Bumi yang pada akhirnya menyebabkan hambatan atmosfer yang memengaruhi satelit. Kondisi ini memperlihatkan bahwa badai-badai geomagnetik bukan hanya memengaruhi kehidupan di Bumi, tetapi juga sangat berdampak pada teknologi dan komunikasi di luar angkasa.
Migrasi satelit yang berubah paling terlihat di konstelasi Starlink SpaceX, yang mencakup lebih dari 6.700 satelit di orbit rendah Bumi. Parker menyatakan bahwa SpaceX melihat kesalahan posisi sepanjang 20 kilometer [12,4 mil] dalam perhitungan satelit mereka setiap harinya. Hal ini menjadi sinyal peringatan akan meningkatnya risiko tabrakan satelit di orbit rendah Bumi akibat pergeseran orbit yang cepat ini.
Dengan perubahan posisi satelit yang signifikan ini, bahaya tabrakan biasanya dihindari dengan melacak secara tepat posisi pesawat ruang angkasa yang mengorbit. Namun, perubahan orbit satelit yang terjadi dalam rentang waktu singkat menunjukkan bahwa risiko tabrakan satelit di orbit rendah Bumi semakin meningkat.
Setelah puncak badai, beberapa satelit melakukan manuver otomatis untuk kembali ke ketinggian sebelum badai, mengoreksi pergeseran yang disebabkan oleh peristiwa tersebut. Sehari setelah badai, hampir 5.000 satelit, sebagian besar milik Starlink SpaceX, melakukan manuver peningkatan orbit, menurut Parker. Tindakan ini, meskipun membantu mengurangi risiko tabrakan, masih meninggalkan ketidakpastian dalam prediksi letak satelit satu sama lain.