Sapi ternak merupakan salah satu komoditas penting dalam industri peternakan. Namun, seperti halnya hewan-hewan lainnya, sapi juga rentan terhadap risiko penyakit menular. Penyakit-penyakit ini dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi peternak, baik dari segi finansial maupun kesehatan ternaknya. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk memahami risiko penyakit menular yang mengancam sapi ternak mereka.
Salah satu risiko utama yang dihadapi peternak sapi ternak adalah penyebaran penyakit menular. Penyakit-penyakit seperti demam aftosa, anthrax, brucellosis, dan tuberculosis merupakan contoh dari penyakit menular yang dapat memengaruhi kesehatan sapi ternak. Penyebaran penyakit dapat terjadi melalui berbagai cara, termasuk kontak langsung antara sapi yang terinfeksi dengan sapi yang sehat, melalui vektor penyakit seperti nyamuk atau lalat, serta melalui konsumsi pakan atau air yang terkontaminasi.
Risiko penyakit menular bagi sapi ternak juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sapi yang dipelihara dalam kondisi padat penggembalaan atau di lingkungan yang kurang higienis memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi penyakit menular. Selain itu, perubahan iklim dan cuaca yang ekstrem juga dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit, karena lingkungan yang lembab atau panas dapat menjadi sarang yang ideal untuk berkembangbiaknya patogen penyakit.