Perkembangan teknologi, terutama dalam bidang kecerdasan buatan (AI), telah menciptakan dampak signifikan pada dunia pekerjaan, terutama bagi pekerja kantoran. Banyak profesi yang kini terancam tergantikan oleh sistem AI yang semakin canggih. Hal ini memicu keresahan di kalangan banyak pekerja, dan mereka mulai mencari solusi untuk menghadapinya. Salah satu respons terhadap tantangan ini adalah beralih ke pekerjaan yang lebih tradisional, namun dengan pendekatan yang lebih modern.
Di Amerika Serikat (AS), beberapa sekolah mulai mengajarkan kembali keterampilan yang dulu dikenal dengan istilah "pekerjaan tangan" seperti pertukangan, pengelasan, dan konstruksi. Meskipun keterampilan ini sering dianggap kuno, sekolah-sekolah tersebut tidak sekadar mengajarkan keterampilan manual seperti pada zaman dahulu. Mereka menggabungkannya dengan teknologi tinggi, menggunakan mesin dan alat yang dilengkapi dengan teknologi canggih untuk mempersiapkan para siswa menghadapi dunia kerja yang semakin berubah.
Salah satu contoh implementasi yang menarik datang dari SMA Middleton, yang terletak di negara bagian Wisconsin. Sekolah ini bahkan berinvestasi hingga US$90 juta untuk memperbarui laboratorium manufaktur mereka. Dengan dana yang besar ini, SMA Middleton berhasil menciptakan fasilitas yang sangat modern, dilengkapi dengan lengan robot yang dapat dikendalikan menggunakan komputer. Keberadaan robot-robot ini tidak hanya menambah daya tarik kelas-kelas manufaktur, tetapi juga memberikan siswa pengalaman langsung dengan teknologi yang semakin berkembang di industri.
Laboratorium yang baru ini didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat menyaksikan langsung bagaimana mesin dan robot bekerja melalui jendela kaca besar, memungkinkan mereka untuk mengamati dengan jelas cara kerja alat-alat canggih yang digunakan dalam produksi. Hal ini memberi mereka kesempatan untuk belajar tidak hanya keterampilan manual, tetapi juga bagaimana mengoperasikan teknologi yang relevan dengan pekerjaan masa depan.