Pada beberapa jenis terumbu karang, reproduksi aseksual juga dapat terjadi melalui pembentukan tunas. Tunas-tunas ini akan tumbuh menjadi individu baru yang identik secara genetik dengan induknya. Proses reproduksi aseksual seperti fragmentasi dan pembentukan tunas memungkinkan terumbu karang untuk berkembang cepat dan memperluas wilayahnya dengan cepat.
Proses reproduksi terumbu karang, baik seksual maupun aseksual, sangat penting untuk keberlanjutan ekosistem terumbu karang. Reproduksi seksual menghasilkan keragaman genetik yang penting untuk ketahanan terumbu karang terhadap perubahan lingkungan dan serangan penyakit. Sementara itu, reproduksi aseksual memungkinkan terumbu karang untuk berkembang secara cepat dan memperluas wilayahnya. Kombinasi dari kedua proses reproduksi ini memastikan keberlanjutan dan regenerasi terumbu karang di berbagai kondisi lingkungan.
Namun, sayangnya, terumbu karang saat ini menghadapi berbagai ancaman, termasuk perubahan suhu laut, pencemaran, overfishing, dan kerusakan fisik akibat aktivitas manusia. Ancaman-ancaman ini dapat mengganggu proses reproduksi terumbu karang, mengakibatkan penurunan populasi dan kerusakan ekosistem terumbu karang yang signifikan.