Adakan kegiatan mendongeng. Gunakan pilihan buku dengan ide cerita yang imajinatif. Siapa yang tak suka dongeng? Rasanya mulai dari anak usia bayi hingga orang tua sekalipun menyukai kegiatan ini. Nah, mendengarkan dongeng adalah salah satu proses input. Selanjutnya anak akan memproses input tersebut menjadi output (baca: tulisan). Dengan referensi berbagai dongeng yang didengar atau dibaca, anak akan memiliki cukup banyak ‘modal’ untuk diolah.
Salah satu kegiatan untuk menambah ‘input’ pada anak juga adalah menonton! Dengan visualisasi film yang ditontonnya, ini juga melatih visualisasi anak untuk membayangkan berbagai latar cerita dan waktu dalam karya tulisannya. Juga dapat melatih bagaimana memeparkan alur cerita dalam tulisannya.
Lakukan juga apresiasi terhadap berbagai proses input di atas. Diskusikan apa yang menarik dan kurang manarik bagi anak. Dan jika diminta untuk mengubah isi buku/dongeng/film, diskusikan bagian mana yang akan diubah.
Lakukan permainan melanjutkan cerita! Permainan ini sangat menyenangkan sekaligus mengundang antusiasme tersendiri. Bisa di awali dengan kalimat pembukan dari kita, lalu minta satu persatu anak untuk melanjutkan kalimat pembuka tersebut. Permainan ini bisa dilakukan secara verbal saja atau langsung secara tertulis. Jika secara verbal, cerita bisa bersumber dari 1 kalimat pembuka. Nah, untuk permainan yang dilakukan secara tertulis, sumber kalimat pembuka adalah dari setiap anak yang mengikuti permainan ini. Misal: anak duduk melingkar 10 orang, kemudian masing-masing anak menuliskan kalimat pembuka untuk dilanjutkan oleh teman sekelompoknya menjadi cerita. Kertas akan berputar di kelompok masing-masing, hingga nanti akhirnya kertas kembali pada pemiliknya dan....voila! biasanya akan tidak menyangka akan menjadi cerita yang unik dan tidak terprediksi.