Ada beberapa spesies burung yang telah terbukti mampu melakukan teknik tidur ini. Contohnya adalah burung pengembara seperti albatros dan burung pelikan. Kedua spesies ini sering melakukan perjalanan jarak jauh dan membutuhkan cara untuk menjaga kebugaran sambil tetap bergerak. Penelitian menunjukkan bahwa albatros dapat tidur selama beberapa menit sambil terbang, memanfaatkan arus udara untuk mengurangi usaha terbang mereka.
Selain kemampuan fisiologis, ada juga alasan perilaku di balik kebiasaan tidur sambil terbang ini. Burung sering terbang dalam kelompok dan berkoloni, sehingga mereka dapat saling melindungi. Saat satu burung tidur, burung lainnya dapat tetap waspada, berbagi tanggung jawab menjaga keselamatan kelompok. Hal ini menciptakan dinamika sosial yang kuat di antara mereka, di mana tiap individu memiliki peran dalam menjaga kelangsungan hidup kelompoknya.
Faktor lingkungan juga berkontribusi terhadap kemampuan tidur burung saat terbang. Banyak burung terbang di angkasa dengan bantuan arus udara (thermal) yang mengangkat mereka tanpa banyak usaha. Ini memungkinkan burung untuk beristirahat dalam waktu singkat, dengan memanfaatkan kondisi atmosfer yang menguntungkan. Jika di dekatnya terdapat arus udara yang baik, burung dapat dengan mudah mengatur posisi tubuhnya sehingga memberikan sedikit usaha fisik sambil tidur.