Namun, di balik apresiasi tersebut, kisah Supandi juga menyoroti realitas pahit yang masih dihadapi oleh banyak guru honorer di Indonesia. Gaji yang minim dan fasilitas yang kurang memadai menjadi tantangan yang harus mereka hadapi setiap hari. Padahal, peran mereka sangat krusial dalam membentuk masa depan bangsa melalui pendidikan.
Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, masih banyak guru honorer di berbagai daerah yang menerima gaji di bawah standar kelayakan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan kebijakan yang belum sepenuhnya berpihak pada kesejahteraan guru honorer.
Menanggapi kisah Supandi, berbagai pihak mulai menggalang dukungan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan guru honorer. Beberapa organisasi non-pemerintah dan komunitas masyarakat berinisiatif mengumpulkan donasi untuk membantu meringankan beban para guru honorer yang mengalami nasib serupa.
Selain itu, kisah ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah dan pemangku kebijakan untuk lebih memperhatikan nasib guru honorer. Diperlukan kebijakan yang lebih proaktif dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa para pahlawan tanpa tanda jasa ini mendapatkan apresiasi dan kompensasi yang layak atas dedikasi mereka.