Menurut para ahli, lari setiap hari bisa menjadi aman jika diarahkan dengan pola yang tepat. Ini termasuk memberi waktu yang cukup untuk pemulihan, serta memperhatikan intensitas dan durasi lari. Bagi pemula, disarankan untuk memulai dengan frekuensi yang lebih rendah, seperti tiga hingga lima kali seminggu, dan secara bertahap meningkatkan jumlah hari dan jarak lari. Aturan 10% dalam peningkatan jarak lari per minggu juga dapat membantu mencegah cedera yang disebabkan oleh peningkatan yang terlalu drastis.
Selain itu, penting untuk melibatkan variasi dalam rutinitas lari. Menggabungkan berlari dengan aktivitas lain, seperti berenang atau bersepeda, dapat mengurangi risiko overuse injuries dan memberikan variasi pada pelatihan. Latihan kekuatan juga sangat dianjurkan untuk mendukung kesehatan otot dan sendi, sehingga tubuh lebih siap menghadapi tuntutan fisik dari lari jangka panjang.
Kondisi tubuh individu juga mempengaruhi seberapa aman lari setiap hari untuk jangka panjang. Faktor-faktor seperti usia, berat badan, kondisi medis yang sudah ada, dan pengalaman berlari sangat berpengaruh. Misalnya, seseorang dengan riwayat masalah sendi mungkin akan mengalami kesulitan dalam berlari setiap hari tanpa adanya rasa sakit. Pada usia yang lebih tua, pemulihan setelah berlari juga dapat memakan waktu lebih lama, sehingga frekuensi lari mungkin perlu disesuaikan.