Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah menyoroti pentingnya kesadaran atas dampak buruk krisis iklim yang semakin memprihatinkan. Dalam kesempatan tersebut, beliau memaparkan tiga pesan yang dianggap krusial untuk diperhatikan oleh seluruh pihak untuk menghadapi tantangan krisis iklim yang semakin nyata.
Pertama-tama, Ma'ruf menekankan pentingnya dorongan terhadap riset dan pengembangan teknologi inovatif sebagai bagian dari usaha pemulihan lahan terdegradasi dan menangani dampak perubahan iklim yang pahit. Upaya ini diyakini menjadi hal yang mendasar dalam memperbaiki kerusakan alam yang menjadi imbas dari krisis iklim. Menurut beliau, pengembangan teknologi energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan hidrolik, dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menjadi penyebab utama dari emisi gas rumah kaca.
Dalam penyampaiannya pada acara peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ma'ruf juga menegaskan urgensi pembangunan ekosistem transportasi yang ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik, kendaraan berbahan bakar hidrogen, dan sistem transportasi massal yang dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi masyarakat serta instansi pemerintah dan swasta untuk bergerak menuju pola hidup yang lebih berkelanjutan.
Pesannya yang kedua adalah tentang pentingnya menjamin bahwa dampak dari perubahan iklim ditanggung secara adil dan merata oleh semua pihak terkait. Hal ini, menurutnya, harus mempertimbangkan tanggung jawab sejarah, tingkat kerentanan, dan kapasitas masing-masing pihak. Pemerintah, bersama dengan pihak terkait, diingatkan untuk memperhatikan pendanaan khusus untuk penanganan perubahan iklim dan transfer teknologi dari negara-negara yang memiliki emisi besar kepada negara-negara yang rentan terdampak. Dengan demikian, hal ini dianggap sebagai wujud dari tanggung jawab global yang harus dijalankan secara tanggap dan adil.