Pemulangan jasad WNI dari lokasi yang sulit di Gunung Everest bukanlah tugas yang mudah. Kondisi medan yang sulit diakses dan perizinan khusus yang diperlukan menambah kompleksitas dari proses pemulangan. Namun, melalui koordinasi yang kuat antara KBRI dan pihak terkait di negara terkait, upaya pemulangan jasad dapat dilakukan dengan efektif.
Dalam hal ini, KBRI juga berperan sebagai jembatan komunikasi antara keluarga korban di tanah air dan pihak-pihak terkait di luar negeri. Informasi terkait proses pemulangan jasad, prosedur, dan perkembangan terkini dibagikan kepada keluarga korban melalui KBRI, sehingga dapat memberikan ketenangan dan kejelasan dalam proses kesedihan yang mereka alami.
Tragedi meninggalnya seorang WNI di Gunung Everest juga menjadi momentum untuk mempertimbangkan peningkatan perlindungan dan persiapan bagi para pendaki gunung yang terjun ke tantangan ekstrem ini. KBRI memainkan peran penting dalam mengadvokasi perlindungan dan keamanan bagi WNI yang terlibat dalam kegiatan ekstrem tersebut, sehingga risiko yang dihadapi dapat diminimalisir.
Dalam konteks ini, kerjasama antara KBRI, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci dalam memastikan keselamatan dan perlindungan bagi para pendaki gunung WNI. Upaya perlindungan ini juga meliputi peningkatan kesadaran akan resiko yang dihadapi, persiapan yang matang sebelum mendaki, serta koordinasi internasional dalam menangani situasi darurat seperti pemulangan jasad korban.