Sayangnya, musibah ini juga merenggut satu nyawa. Wali Kota menjelaskan bahwa warga Ampenan yang meninggal dunia tersebut adalah seorang perempuan yang tersengat listrik akibat lampu penerangan jalan yang terendam banjir. Sebagai bentuk kepedulian, pemerintah setempat telah memberikan santunan kepada keluarga almarhumah yang ditinggalkan.
Sekretaris BPBD Kota Mataram, Ahmad Muzaki, menambahkan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang menyebabkan meluapnya sungai dan merendam permukiman warga. Sekitar pukul 16.00 Wita, hujan yang terus-menerus turun membuat debit air meningkat drastis hingga lebih dari satu meter, melanda rumah-rumah warga di sekitarnya. Menyikapi situasi ini, tim BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan segera beraksi untuk memberikan bantuan dan evakuasi kepada mereka yang membutuhkan.
BPBD juga membuka sepuluh titik pengungsian, termasuk di masjid, sekolah, Asrama Haji, serta rumah-rumah warga terdekat. "Alhamdulillah, hari ini banyak warga dapat kembali untuk membersihkan rumah dari sisa-sisa banjir," kata Muzaki. Ia mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati saat berada di luar rumah dan tidak membuang sampah pada saluran air. Pihaknya juga meminta warga untuk membersihkan drainase agar siap menghadapi kemungkinan terjadinya luapan air saat hujan kembali turun.