Ketua tim forensik Ade Firmansyah dari Tim Perhimpunan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI) yang melakukan autopsi ulang pada jasad Afif Maulana yang diduga mati akibat penyiksaan polisi, besok akan melakukan penyelidikan di lokasi ditemukannya mayat Afif Maulana di bawah jembatan Kuranji Padang.
Ade menjelaskan "Hari ini, kami melakukan investigasi kematian Afif Maulana. Ini langka karena jenazah ini sudah dikubur selama dua bulan. Hal-hal yang kami temukan pada otopsi ulang harus kami tindak lanjuti dengan beberapa hal," katanya usai melakukan autopsi pada jasad Afif Maulana di RSUP M. Djamil Padang pada Kamis (8/8/2024).
Besok, timnya akan melakukan pemeriksaan lokasi penemuan jenazah untuk melihat, mengukur, dan menganalisis kondisi di lapangan saat ditemukan."Kami perlu menganalisis efek dan biomekanika yang terjadi pada tubuh jenazah agar bisa menjelaskan peristiwa yang terjadi pada jenazah," ungkapnya.
Menurut Ade, pemeriksaan lokasi diperlukan untuk mengetahui mekanisme terjadinya perlukaan, sehingga dapat diketahui penyebab kematian secara menyeluruh."Kami juga akan memeriksa dokumen keterangan saksi untuk mendapatkan gambaran lengkap hingga mengetahui penyebab meninggalnya Afif Maulana," tambahnya.
Autopsi ulang dilakukan mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB hari ini, melibatkan 12 tim dokter forensik dan lima orang hadir serta melibatkan tiga guru besar dari tiga universitas di Indonesia. Meski autopsi sebelumnya pernah dilakukan, Ade tidak mengetahui hasilnya dan tidak terima. Ade dan timnya akan melakukan pemeriksaan secara netral.
Pada proses penyelidikan lokasi, penggunaan teknologi dan peralatan forensik modern dapat membantu tim dalam menganalisis bukti-bukti yang ditemukan. Misalnya, penggunaan teknologi pemindaian 3D atau rekayasa perangkat lunak untuk merekonstruksi kejadian yang terjadi pada lokasi penemuan jenazah. Selain itu, pelibatan ahli kriminalistik dan polisi dalam mengamankan dan menganalisis tempat kejadian perkara (TKP) juga dapat membantu mencari bukti-bukti yang lebih mendetail.
Menurut data yang dikumpulkan oleh lembaga keamanan dan hukum, kasus-kasus yang melibatkan dugaan tindak kekerasan oleh pihak berwajib seringkali menimbulkan keraguan publik terhadap objektivitas penyelidikan. Oleh karena itu, dalam mengungkap penyebab kematian seseorang, transparansi proses penyelidikan oleh tim forensik juga sangat penting.