Suasana haru menyelimuti Istana saat Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi tak mampu membendung air matanya ketika menceritakan kisah seorang anak bernama Chelsea Gracia, penderita kelainan tulang langka, yang kini bisa kembali menempuh pendidikan di sekolah dasar negeri. Kisah Chelsea menjadi simbol nyata dari keberpihakan negara kepada anak-anak yang selama ini terpinggirkan oleh keterbatasan akses dan kondisi kesehatan.
Di tengah penyampaian informasi mengenai program Sekolah Rakyat, Prasetyo menyisipkan kisah Chelsea sebagai contoh bagaimana negara hadir memberi harapan bagi anak-anak yang selama ini terabaikan. Menurutnya, Chelsea yang kini berusia 9 tahun sempat menjalani homeschooling karena keterbatasan fisik akibat tulangnya yang bengkok secara ekstrem. Namun, dengan perhatian langsung dari Presiden Prabowo, Chelsea kini sudah bisa bersekolah di lingkungan umum, bermain, dan belajar bersama teman-teman seusianya.
Air mata Prasetyo mengalir ketika ia mengungkapkan bahwa penyakit yang diderita Chelsea sangat langka dan pengobatan hanya tersedia di luar negeri, tepatnya di Jerman. Namun, syarat utama pengobatan tersebut adalah berat badan Chelsea harus mencukupi sesuai standar medis di negara tersebut. Oleh karena itu, perhatian Presiden tak hanya berhenti pada pendidikan, tapi juga mencakup pemenuhan gizi dan dukungan kesehatan yang menyeluruh.