Jakarta - Kolaborasi antara Bank Mandiri dan Ceria Nugraha Indotama (Ceria Corp) semakin kuat dengan langkah ekspor perdana Low-Carbon Ferronickel (FeNi) dari smelter ‘Merah Putih’ yang terletak di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Langkah ini tidak hanya menjadi tonggak penting bagi kedua perusahaan, tetapi juga menandakan kemajuan dalam hilirisasi mineral di Indonesia.
Ekspor perdana tersebut dibuka dengan simbolis pengiriman 10 kontainer dari total keseluruhan sebanyak 65 kontainer yang ditujukan untuk pasar Asia. Menurut Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, langkah ini merupakan bukti konkret dari komitmen Bank Mandiri dalam mendorong hilirisasi mineral nasional serta transisi energi yang lebih ramah lingkungan.
Darmawan menjelaskan bahwa peran sektor keuangan seharusnya tidak berlaku hanya sebagai penyedia dana. Lebih dari itu, sektor keuangan harus berfungsi sebagai mitra strategis yang dapat membantu akselerasi pertumbuhan industri yang menghasilkan nilai tambah. “Sinergi yang kami bangun dengan Ceria menjadi contoh konkret bagaimana akselerasi ekonomi dapat diwujudkan melalui kolaborasi antara sektor perbankan dan industri dalam negeri,” tambahnya.
Proyek ekspor ini merupakan hasil dari pengolahan nikel di fasilitas Smelter Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Line I yang dimiliki oleh Ceria. Proyek ini telah diakui sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan juga Objek Vital Nasional (Obvitnas). Smelter tersebut mempunyai kapasitas produksi sebesar 72 MVA dan mampu menghasilkan 63.200 ton ferronickel dengan kadar 22 persen, yang setara dengan 13.900 ton logam nikel setiap tahunnya.