Dari kedua rumor tersebut, bisa disimpulkan bahwa merger Tokopedia dan TikTok Shop bakal paling berdampak ke "pegawai teknologi" Tokopedia. Pekerja yang terdampak bisa masif karena Tokopedia sangat agresif merekrut programmer dan melakukan pengembangan secara internal dibandingkan dengan unicorn RI lainnya.
Pada 2020, misalnya, DailySocial melaporkan bahwa aplikasi Tokopedia didukung oleh 12 ribu jenis perangkat. Pada tahun yang sama, pekerja teknologi (engineer) di Tokopedia jumlahnya sudah melampaui 1.000 orang.
Cara kerja tim teknologi di Tokopedia mengusung konsep microservice, yaitu 300 layanan skala lebih kecil yang mendukung satu aplikasi utama.
Tokopedia juga terkenal dengan ajang Tokopedia Academy, yaitu konferensi teknologi khusus programmer Indonesia. Pendiri Tokopedia yang kini sudah melepas posisi CEO Tokopedia dan anggota dewan komisaris GoTo, William Tanuwijaya, mengatakan bahwa Tokopedia Academy adalah upaya Tokopedia untuk berbagi sekaligus belajar bersama programmer Indonesia.
"Gaya" Tokopedia ini berbeda dengan "saudara"-nya di GoTo, yaitu Gojek, yang mengandalkan programmer di luar negeri sebagai tulang punggung aplikasinya sejak 2016.
Masuknya ByteDance sebagai pengendali baru sepertinya akan membawa perubahan dahsyat di "Budaya Berbagi Ilmu" yang diproklamasikan oleh William dan mitra pendirinya Leonitus Alpha Edison. Tampaknya, programmer di Tokopedia kini harus rela "mengimpor" hasil karya China.