Beton yang dibawah standar dapat mengakibatkan berbagai masalah serius dalam jangka panjang. Di antaranya adalah risiko retak, pengikisan, dan bahkan keruntuhan struktur. Dalam kasus pembangunan tol layang MBZ, hal ini menciptakan ancaman serius terhadap keamanan pengguna jalan tol. Jika beton yang digunakan tidak memenuhi standar keamanan, maka dapat menimbulkan risiko kecelakaan dan kerugian yang tidak diinginkan.
Setelah mendapati temuan tersebut, Andi membuat penyesuaian ulang terhadap frekuensi struktur Jalan Tol MBZ sebagai pembanding terhadap perencanaan awal yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tak berhenti disitu, PT Tridi Membran Utama juga melakukan koreksi terhadap hasil pengujian yang telah dilakukan di lapangan. "Dari hasil pemeriksaan tersebut, kami menilai bahwa memang ada beberapa yang kurang memenuhi persyaratan yaitu syarat tegangan maupun syarat lendutan dan juga untuk mutu beton itu sendiri," kata Andi.
Dalam kasus saksi yang menyebutkan mutu beton tol layang MBZ dibawah standar, pihak terkait, termasuk kontraktor, pengawas, dan pemerintah, perlu segera mengambil tindakan yang tepat. Evaluasi mutu beton yang telah digunakan harus segera dilakukan dan langkah-langkah perbaikan harus segera dilaksanakan agar keamanan dan keandalan tol layang MBZ dapat terjamin.