Di sisi lain, Kementerian Keuangan mencatat bahwa penerimaan bea masuk mengalami penurunan sebesar 1,9% pada bulan April 2025 akibat berkurangnya impor pangan, terutama dari beras, jagung, dan gula. Namun, penurunan ini dianggap sebagai sinyal positif yang menunjukkan ketahanan pasokan pangan dalam negeri. Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, berpendapat bahwa penghapusan impor justru menjadi indikator keberhasilan swasembada pangan.
Menteri Pertanian, Andi Amran, juga menyampaikan saat ini stok beras di Bulog telah mencapai angka yang memuaskan, mencerminkan ketahanan pangan nasional yang semakin kuat. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi beras pada paruh pertama tahun 2025 diperkirakan mencapai 18,76 juta ton, yang merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, produksi jagung juga mengalami lonjakan yang mengesankan.
Keberhasilan mencapai swasembada pangan ini tentu saja merupakan hasil dari berbagai strategi nasional seperti peningkatan produksi dalam negeri dan dukungan langsung kepada petani, yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam sektor pertanian Indonesia.