Tampang.com | Jakarta – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, mengungkapkan besaran anggaran yang dialokasikan untuk proyek penulisan ulang sejarah nasional. Dana yang disiapkan mencapai sekitar Rp 9 miliar. "Saya lupa anggarannya berapa. Enggak banyak sih. Kalau tidak salah catatannya Rp 9 miliar," kata Fadli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (26/5/2025), menjelaskan komitmen pemerintah untuk memperbarui narasi sejarah bangsa.
Keterlibatan 113 Ahli dari Berbagai Bidang
Fadli menjelaskan bahwa proyek ambisius penulisan ulang sejarah ini melibatkan tim ahli yang sangat beragam, terdiri dari 113 pakar dari berbagai wilayah di Indonesia. Kementerian Kebudayaan tidak hanya menunjuk sejarawan, melainkan juga melibatkan disiplin ilmu lain seperti arkeolog, ahli geografi, arsitektur, dan lainnya. Keberagaman ini diharapkan dapat menghasilkan kajian sejarah yang lebih komprehensif dan multidimensional.
Pakar dari 30 Lebih Perguruan Tinggi Nasional
Para ahli yang terlibat dalam proyek ini berasal dari lebih dari 30 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, mencakup wilayah dari Aceh hingga Papua. Mereka adalah para ahli di bidang dan periodisasi sejarah tertentu, memastikan setiap babak sejarah dikaji oleh pakar yang mendalam di bidangnya. "Ada 113 sejarawan ya, dari lebih dari 30-an perguruan tinggi dan juga para penulisnya dari Aceh sampai Papua," ujar Fadli.
Integrasi Buku Sejarah Baru ke Kurikulum Pendidikan
Proyek ini tidak hanya berhenti pada penulisan buku, tetapi juga akan dikoordinasikan untuk diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah. Fadli Zon sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk memastikan buku sejarah versi baru ini dapat segera digunakan sebagai referensi utama bagi pendidikan sejarah di Indonesia, memberikan pemahaman yang lebih akais dan relevan bagi generasi muda.