Deddy meminta pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih dalam situasi ini. Dia menyarankan adanya relaksasi pajak, keringanan biaya PDAM, dan penurunan tarif listrik sebagai salah satu solusi untuk mengurangi beban operasional yang harus ditanggung oleh pelaku industri. "Kami telah mengirimkan surat permohonan terkait hal ini sebulan lalu, namun hingga kini belum ada respons yang memadai dari pemerintah setempat," ujarnya dengan nada kecewa.
Ia sangat menyayangkan minimnya kepedulian pemerintah terhadap industri perhotelan dan restoran yang berkontribusi signifikan pada pendapatan pajak di Yogyakarta. Deddy juga berharap agar pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan Inpres No. 1/2025 tentang efisiensi dan larangan study tour. “Kami berharap agar situasi ini segera normal kembali, mengingat seluruh Badan Pengurus Daerah (BPD) PHRI di seluruh Indonesia merasakan dampak serupa atas kebijakan ini,” tegasnya.
Sebagai contoh nyata dari dampak yang dialami pekerja, Ana, seorang pekerja harian di salah satu hotel berbintang, berbagi cerita tentang tantangan yang dihadapinya. Ana, yang bukan nama sebenarnya, mengungkapkan bahwa ia dirumahkan akibat rendahnya tingkat okupansi. Pada akhir tahun lalu, ia sudah mencium tanda-tanda penurunan saat pekerjaan diharinya berkurang saat libur Natal dan Tahun Baru. Saat ini, Ana masih menunggu kabar baik untuk panggilan kerja kembali.
"Saat hotel ramai, pendapatanku sebagai pekerja harian bisa lumayan untuk dikirim ke keluarga dan menabung. Namun, saat ini terasa sekali penurunan yang drastis, shift kerja tidak sepadat sebelumnya," ungkapnya dengan nada harapan agar industri pariwisata kembali bangkit.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, mengakui adanya penurunan yang signifikan dalam penggunaan hotel untuk kegiatan pemerintah akibat kebijakan efisiensi tersebut. Ia menyatakan, "Sebelum ada Inpres, kunjungan dan pemanfaatan hotel untuk kegiatan dinas sangat tinggi, namun sekarang sangat terbatas."
Dalam upaya memulihkan tingkat kunjungan wisatawan, pemerintah daerah tidak tinggal diam. Mereka merancang berbagai strategi, termasuk kolaborasi antara penyelenggara acara, perhotelan, dan penyedia transportasi, untuk membuat paket promosi menarik yang menggabungkan berbagai produk.