Kremasi ini menggunakan kayu cendana dan gaharu, dengan total bobot mencapai 1,5 ton. Prosesi ini dipimpin oleh Lama (biksu) asal Tibet, Chungpo Gyalton Rinpoche, yang dengan khusyuk memimpin doa-doa sebelum api menyala.
Warga Tolak Kremasi di Lahan Pribadi, Keluarga Bersyukur Proses Berlangsung di Borobudur
Awalnya, rencana kremasi Murdaya Poo akan dilaksanakan di lahan milik istrinya, Siti Hartati Murdaya, yang terletak di Dusun Ngaran II, Desa/Kecamatan Borobudur. Namun, rencana tersebut batal setelah adanya penolakan dari warga setempat. Meski demikian, keluarga merasa bersyukur karena proses kremasi akhirnya bisa dilakukan di kompleks Candi Borobudur, sebuah tempat yang dianggap lebih sesuai dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar.
Prajna Murdaya, anak sulung Murdaya, menyampaikan bahwa kremasi ini diperkirakan akan selesai dalam waktu 2-3 jam jika menggunakan api besar, atau 5-8 jam dengan api yang lebih kecil. Dia juga menambahkan bahwa abu jenazah tidak langsung dikumpulkan setelah api padam karena masih dalam kondisi panas.