Diskusi publik ini menarik perhatian sekitar 200 peserta yang hadir luring, termasuk pemimpin dan perwakilan dari pemerintah daerah Provinsi Sumatra Barat dan Kota Padang, pimpinan serta perwakilan dari perguruan tinggi yang berasal dari Sumatra Barat, Riau, dan Jambi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III, serta perwakilan dari organisasi profesi, komunitas, media, dan mahasiswa. Kegiatan ini menunjukkan bahwa penulisan sejarah bukan hanya tanggung jawab sekelompok orang tetapi merupakan usaha kolektif yang melibatkan semua elemen masyarakat. Dengan melibatkan publik dalam proses ini, diharapkan hasil karya yang dihasilkan akan mencerminkan realitas sosial yang beragam serta memberikan ruang bagi suara daerah di dalam narasi sejarah yang lebih besar.