Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menurunkan biaya logistik menjadi 8% dari Produk Domestik Bruto (PDB), meskipun menghadapi berbagai tantangan dari tren rantai pasok global dan dinamika pasar tunggal ASEAN. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa upaya ini merupakan bagian dari strategi besar untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Salah satu langkah utama yang diambil oleh pemerintah adalah transformasi digital dalam sektor logistik. Implementasi teknologi digital diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya logistik secara signifikan. Transformasi ini mencakup penggunaan sistem manajemen logistik yang terintegrasi, otomatisasi proses, dan pemanfaatan data real-time untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Budi Karya Sumadi menekankan pentingnya digitalisasi dalam menciptakan ekosistem logistik yang lebih efisien. "Transformasi digital adalah kunci untuk mencapai target pengurangan biaya logistik. Dengan teknologi, kita bisa mengoptimalkan rute pengiriman, mengurangi waktu tunggu, dan meminimalkan kesalahan manusia," ujarnya.
Selain transformasi digital, pemerintah juga fokus pada optimalisasi tol laut dan peningkatan aksesibilitas antar wilayah. Program tol laut yang diluncurkan beberapa tahun lalu bertujuan untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia melalui jalur laut yang efisien dan teratur. Program ini tidak hanya mengurangi biaya transportasi, tetapi juga memastikan distribusi barang yang lebih merata ke seluruh pelosok negeri.