Langkah ini diprediksi akan membawa dampak ekonomi positif, termasuk menyerap tenaga kerja lokal, mendorong inovasi layanan medis, dan mengurangi angka masyarakat yang berobat ke luar negeri.
Tantangan dan Harapan
Meski KEK Sanur membawa angin segar, pembenahan sistemik tetap harus dilakukan. Dari sisi regulasi, pemerintah perlu menyesuaikan aturan pendidikan dokter spesialis agar lebih inklusif dan efisien. Sistem layanan kesehatan juga harus mengutamakan pendekatan yang ramah, berbasis pasien (patient-centered), dan memperkuat komunikasi dua arah antara dokter dan pasien.
Pemerintah juga diharapkan mendorong kolaborasi antara rumah sakit dalam negeri dengan institusi kesehatan internasional, baik dalam bentuk transfer teknologi, pelatihan tenaga medis, maupun peningkatan fasilitas.
Dengan begitu, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara tujuan pariwisata medis, bukan sekadar pengirim pasien ke luar negeri.
Penutup
Kebocoran ekonomi hingga Rp150 triliun per tahun akibat banyaknya warga Indonesia yang berobat ke luar negeri harus menjadi perhatian serius. Masalah ini tidak hanya soal fasilitas medis, tetapi juga menyangkut kepercayaan, kualitas SDM, dan pendekatan layanan yang humanis.
Upaya pembangunan KEK Sanur adalah langkah awal yang baik, namun perlu didukung oleh reformasi di sektor pendidikan tenaga medis dan perbaikan layanan kesehatan secara menyeluruh. Dengan pembenahan yang tepat, Indonesia punya potensi besar menjadi pusat layanan kesehatan unggulan di Asia Tenggara.