Indonesia, dengan segala keindahan alamnya yang tropis, seringkali menjadi tujuan impian bagi banyak orang. Namun, salah satu karakteristik geografis yang paling membedakannya dari sebagian besar negara lain adalah fakta bahwa Indonesia hanya memiliki dua musim: musim hujan dan musim kemarau. Berbeda dengan negara-negara di belahan bumi utara atau selatan yang mengalami empat musim (semi, panas, gugur, dingin), fenomena dua musim di Indonesia ini bukan sekadar kebetulan, melainkan konsekuensi langsung dari posisi geografisnya di garis khatulistiwa.
Letak Geografis di Garis Khatulistiwa
Faktor utama yang menyebabkan Indonesia hanya memiliki dua musim adalah posisinya yang berada tepat di atau sangat dekat dengan garis khatulistiwa. Garis khatulistiwa, atau ekuator, adalah garis imajiner yang membagi bumi menjadi belahan bumi utara dan selatan. Keberadaan di garis ini berarti Indonesia menerima penyinaran matahari yang intens dan relatif konstan sepanjang tahun.
Pada dasarnya, matahari bersinar tegak lurus di atas wilayah khatulistiwa. Meskipun ada sedikit pergeseran posisi semu matahari sepanjang tahun (antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan), perbedaannya tidak cukup signifikan untuk menciptakan perubahan suhu atau durasi siang dan malam yang drastis seperti yang dialami di daerah lintang tinggi. Akibatnya, suhu rata-rata di Indonesia cenderung stabil dan hangat sepanjang tahun, tanpa adanya perbedaan mencolok yang bisa memicu perubahan musim seperti salju di musim dingin atau daun gugur di musim gugur. Ketiadaan variasi suhu ekstrem ini adalah kunci mengapa empat musim tidak terbentuk di wilayah tropis.