Tampang.com | Saat para petani di sejumlah wilayah tengah memanen padi, pemerintah justru tetap melanjutkan impor beras dari beberapa negara. Langkah ini kembali memicu kritik tajam: apakah swasembada pangan yang dijanjikan selama ini hanyalah ilusi?
Impor di Tengah Produksi Domestik
Menurut data Badan Pangan Nasional, Indonesia mengimpor lebih dari 1 juta ton beras pada kuartal pertama 2025, meskipun panen raya sedang berlangsung di sentra-sentra padi seperti Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat.
“Ini jelas kontradiktif. Saat stok dalam negeri melimpah, kenapa justru impor dibuka?” ujar Zainal Arifin, Ketua Serikat Petani Nusantara.
Zainal menilai kebijakan ini membuat harga gabah anjlok di tingkat petani. Banyak dari mereka kesulitan menjual hasil panennya karena Bulog lebih memilih menyerap beras impor yang dianggap lebih murah dan siap konsumsi.