Menyikapi hal ini, langkah-langkah preventif perlu diambil oleh pihak terkait, baik regulator maupun pemangku kepentingan terkait manajemen jalan tol. Edukasi kepada pengguna jalan tol mengenai pentingnya pengisian saldo e-toll yang cukup sebelum memulai perjalanan menjadi langkah awal yang perlu ditingkatkan secara massif.
Selain itu, pengawasan terhadap sistem e-toll dan saluran transaksi di gardu-gardu tol perlu diperketat untuk memastikan kelancaran dan kecukupan layanan bagi para pengguna jalan tol. Peningkatan kapasitas transaksi dan peningkatan efisiensi pengisian saldo e-toll juga harus menjadi prioritas bagi pihak terkait demi menjaga kelancaran arus lalu lintas pada jalan tol, terutama pada periode arus mudik dan balik.
Dalam jangka panjang, pemerintah bersama operator jalan tol perlu mempertimbangkan pengembangan sistem pembayaran tol yang lebih efisien dan ramah pengguna. Inovasi-inovasi dalam transaksi pembayaran tol, seperti penggunaan teknologi cashless yang semakin canggih dan mudah diakses, dapat menjadi solusi untuk mengurangi permasalahan kurangnya saldo e-toll yang berdampak pada laju lalu lintas.
Selaras dengan hal tersebut, perlu adanya sinergi antara pemerintah, operator jalan tol, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan terkait lainnya dalam mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan perjalanan para pengguna jalan tol. Dengan demikian, diharapkan ke depannya kendala kurangnya saldo e-toll yang menghambat laju lalu lintas dapat diminimalisir, khususnya saat arus mudik dan balik.