Media sosial pun dipenuhi dengan kritik tajam terhadap PBNU. Tagar seperti #PBNUHianatiPalestina dan #BoikotPBNU menjadi trending di Twitter, menunjukkan besarnya kekecewaan dan kemarahan masyarakat. Banyak yang menilai bahwa kunjungan ini tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat Palestina yang masih berada di bawah pendudukan Israel.
Pembelaan PBNU
Menanggapi kecaman tersebut, PBNU melalui juru bicaranya menyatakan bahwa kunjungan ini tidak dimaksudkan untuk mendukung kebijakan Israel terhadap Palestina. Sebaliknya, PBNU mengklaim bahwa kunjungan ini adalah bagian dari upaya diplomasi untuk mendorong dialog dan perdamaian. Mereka juga menegaskan bahwa posisi PBNU tetap mendukung kemerdekaan Palestina dan menghormati hak-hak rakyat Palestina.
PBNU juga mengingatkan bahwa kunjungan ini adalah inisiatif mandiri yang tidak melibatkan pemerintah Indonesia. Mereka berharap masyarakat dapat memahami bahwa dialog dengan berbagai pihak, termasuk yang berbeda pandangan, adalah salah satu cara untuk mencapai perdamaian dan kerukunan global.
Kontroversi yang Berlanjut
Meski demikian, kontroversi mengenai kunjungan ini tampaknya belum akan mereda. Beberapa pihak menuntut PBNU untuk memberikan penjelasan lebih rinci mengenai tujuan dan hasil dari kunjungan tersebut. Mereka juga meminta PBNU untuk lebih peka terhadap perasaan umat Islam yang sangat mendukung perjuangan Palestina.