Tampang

Krisis Air Akibat Kekeringan: Petani di Lombok Timur Gunakan Es Batu

1 Jul 2024 10:03 wib. 38
0 0
Krisis Air Akibat Kekeringan: Petani di Lombok Timur Gunakan Es Batu
Sumber foto: google

Di tengah krisis air akibat kekeringan, petani tembakau di Desa Pena Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, harus berjuang keras agar tetap bisa menanam tembakau. Para petani terpaksa menggunakan es batu untuk mulai bercocok tanam. Mereka memikul balok es ke tengah sawah dan memecahnya menjadi bagian kecil. Lalu es batu yang sudah dipecah dimasukkan ke lubang tanam bibit tembakau.

Salah seorang petani tembakau di Dusun Sagik Mateng Desa Pena Noviana mengaku terpaksa menggunakan es batu untuk menanam tembakau karna krisis air akibat kekeringan yang melanda wilayahnya. Ia terpaksa membeli ratusan balok es untuk membasahi tanaman tanaman tembakau di lahan 27 are miliknya.“Saya sudah beli 200 balok, harganya 15 ribu untuk 27 are. 15 kali 200 berapa sudah itu,” ucapnya, Minggu (30/6/2024).

Krisis air terjadi ketika pasokan air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Hal ini sering kali disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan iklim, pemanasan global, kegiatan manusia yang tidak berkelanjutan, serta keterbatasan sumber daya air alami. Akibatnya, pertanian, kegiatan sehari-hari, dan kehidupan masyarakat secara umum terganggu.

Lombok Timur, salah satu kabupaten di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, mengalami musim kemarau yang panjang dan cuaca yang ekstrem. Hal ini menyebabkan terjadinya kekeringan yang berdampak pada ketersediaan air untuk pertanian. Para petani di wilayah ini menghadapi tantangan besar dalam menjaga tanaman mereka tetap hidup dan produktif.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

4 Alasan kain voal untuk hijab
0 Suka, 0 Komentar, 5 Jul 2018
Cara Sehat Ala Sophia Latjuba
0 Suka, 0 Komentar, 14 Nov 2017

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%