Salah satu tantangan fundamental yang memengaruhi kinerja pekerja adalah kualitas pendidikan dan kesenjangan keterampilan (skill gap). Meskipun populasi usia produktif di Indonesia sangat besar, tidak semua memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas atau pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri. Kurikulum pendidikan yang mungkin belum sepenuhnya selaras dengan dinamika pasar kerja global seringkali menghasilkan lulusan yang belum memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri, seperti kemampuan analitis, pemikiran kritis, atau kompetensi digital.
Akibatnya, banyak perusahaan kesulitan menemukan talenta dengan skill set yang tepat, sementara di sisi lain, banyak pencari kerja yang merasa kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Kesenjangan ini berdampak langsung pada kinerja karena pekerja memerlukan waktu lebih lama untuk beradaptasi, atau bahkan tidak dapat menjalankan tugas dengan efisien. Upaya pemerintah dan sektor swasta untuk meningkatkan pendidikan vokasi dan program reskilling atau upskilling menjadi sangat penting untuk menutup kesenjangan ini.
Lingkungan Kerja dan Kesejahteraan Pekerja
Kinerja pekerja juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan kesejahteraan mereka. Lingkungan kerja yang kondusif, didukung oleh manajemen yang efektif, komunikasi yang terbuka, dan budaya perusahaan yang positif, dapat meningkatkan motivasi dan engagement pekerja. Sebaliknya, lingkungan kerja yang toksik, kurangnya apresiasi, atau minimnya kesempatan pengembangan diri dapat menurunkan semangat dan pada akhirnya memengaruhi kinerja.
Selain itu, kesejahteraan pekerja mencakup aspek gaji yang layak, jaminan sosial, kesehatan, dan keseimbangan hidup-kerja (work-life balance). Pekerja yang merasa dihargai, didukung, dan memiliki keamanan finansial cenderung lebih termotivasi, fokus, dan produktif. Masalah-masalah seperti upah minimum yang belum ideal di beberapa sektor, atau kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai, bisa menjadi beban bagi pekerja, sehingga sulit bagi mereka untuk memberikan performa terbaik. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kinerja juga harus dibarengi dengan perhatian terhadap hak-hak dan kesejahteraan pekerja.