Faisal Basri, seorang ekonom senior INDEF, menyampaikan kekhawatiran atas kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diduga akan digunakan untuk membiayai Program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Kekhawatiran ini muncul seiring dengan rencana pemerintah untuk meluncurkan BBM baru pada 17 Agustus 2024. Menurut Faisal, rencana ini dapat dianggap sebagai upaya pemerintah untuk mengakali subsidi BBM yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) guna mendukung program tersebut.
Dalam acara Non-Bank Financial Forum 2024 di Jakarta Pusat, Faisal menjelaskan, "Nah, mau dinaikkan harga BBM supaya bisa dipakai buat makan gratis itu. Nanti efeknya ke mana-mana, kita lihat saja nanti." Faisal juga menyoroti tingginya subsidi BBM yang sebenarnya terdapat tambahan pengeluaran lain-lain sebesar Rp126,9 triliun, sehingga ia menyimpulkan bahwa angka tersebut tidak mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. Meskipun Faisal merasa curiga terhadap rencana tersebut, ia menyatakan setuju dengan Program Makan Bergizi Gratis yang dijalankan oleh Prabowo. Hal ini didasari oleh rata-rata kecerdasan intelektual (IQ) masyarakat Indonesia yang hanya mencapai 79.