Suasana sederhana tidak mengurangi kemeriahan, karena masyarakat Badui juga menggelar beragam perlombaan khas 17 Agustusan, mulai dari lomba makan kerupuk hingga panjat pinang. Kegiatan ini tidak sekadar permainan, melainkan simbol kebersamaan dan sarana memperkuat solidaritas antarwarga. Bagi mereka, perlombaan tersebut menjadi cara untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai patriotisme, semangat gotong royong, dan rasa cinta tanah air yang diwariskan dari generasi ke generasi. Medi menambahkan bahwa dalam momentum peringatan kemerdekaan, masyarakat Badui meninggalkan aktivitas berladang untuk berkumpul di kampung-kampung, ikut serta dalam upacara, dan merasakan suasana syukur yang mendalam karena bangsa Indonesia masih bisa hidup dalam keadaan damai dan terus berkembang.
Lebih dari sekadar perayaan, kehidupan masyarakat Badui sendiri mencerminkan nilai-nilai persatuan dan kedamaian. Mereka menjunjung tinggi aturan adat yang melarang keras segala bentuk tindakan negatif, mulai dari tindak kriminal, konsumsi minuman keras, hingga penyalahgunaan narkoba. Sanksi adat yang tegas, bahkan sampai pengusiran dari permukiman, menjadi cara untuk menjaga ketertiban dan keharmonisan. Prinsip tersebut membuat masyarakat Badui mampu hidup dalam lingkungan yang aman, damai, dan penuh penghargaan terhadap sesama, sekaligus menunjukkan bahwa persatuan dan kedamaian bisa dijaga dengan kearifan lokal.