Kejadian ini menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat karena menunjukkan adanya potensi konflik antara lembaga penegak hukum di Indonesia. Kasus ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga profesionalisme dan etika dalam penegakan hukum serta menekankan perlunya kerjasama yang baik antara instansi-instansi penegak hukum untuk menjaga kedaulatan hukum di Indonesia. Kejaksaan sebagai lembaga penuntut hukum harus mampu menjaga independensi dan kebebasan dalam menjalankan tugasnya tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
Hal ini juga menyoroti perlunya peningkatan pengawasan internal dalam lembaga penegak hukum, termasuk penegakan disiplin dan etika, guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum sangat penting untuk mendukung kestabilan dan keadilan dalam sistem hukum suatu negara.
Kasus dugaan penguntitan terhadap Jampidsus Kejaksaan Agung oleh anggota Densus 88 Polri juga menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dari penegakan hukum dalam menjalankan tugasnya. Keterbukaan dan keterlibatan publik dalam mengawasi kinerja lembaga penegak hukum perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa penegakan hukum berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan.
Mengenai penanganan kasus ini, pihak kejaksaan akan terus mengupayakan penegakan hukum yang adil dan berkeadilan sesuai dengan hukum yang berlaku, tanpa tebang pilih dan diskriminasi. Kejagung berkomitmen untuk memastikan bahwa kasus ini ditangani dengan transparansi serta memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat.