Ka'bah adalah salah satu bangunan yang paling suci dalam agama Islam. Setiap tahun, jutaan umat Muslim dari seluruh dunia melakukan ibadah haji atau umroh ke Makkah untuk mengunjungi Ka'bah dan melaksanakan ritual-ritual ibadah di sekitarnya. Namun, mengapa Ka'bah begitu suci bagi umat Islam? Apakah ada mitos atau realitas di balik keagungan bangunan suci ini?
Keagungan Ka'bah tidak hanya didasari oleh keyakinan agama, tetapi juga merupakan simbol sentral dari kesatuan umat Islam yang dapat menjadi bahan refleksi dan introspeksi bagi umat manusia.
Keagungan Ka'bah dalam Perspektif Agama
Dalam ajaran Islam, Ka'bah dianggap sebagai "Baitullah" atau rumah Allah. Dalam Al Quran, Allah berfirman, "Dan (ingatlah) waktu kami jadikan Baitu Al Haram (Ka'bah) tempat ibadah bagi manusia." (QS. Al-Baqarah: 125). Bangunan tersebut dianggap sebagai titik pusat bagi umat Islam, tempat peribadatan yang paling suci, dan arah kiblat untuk shalat.
Dalam sejarah Islam, Ka'bah juga memiliki hubungan dengan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Konon, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun kembali Ka'bah sebagai tempat ibadah kepada Allah. Dari sudut pandang ini, keagungan Ka'bah bukan hanya berasal dari struktur bangunannya, tetapi juga dari nilai-nilai historis dan spiritual yang melekat padanya.