Tampang.com | Sampah plastik di Indonesia menjadi masalah lingkungan yang sangat serius. Setiap tahun, Indonesia menghasilkan lebih dari 9 juta ton sampah plastik, dan sebagian besar berakhir di laut, mencemari ekosistem laut yang vital. Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah ini, tetapi apakah upaya tersebut cukup efektif? Apakah masyarakat Indonesia sudah cukup sadar untuk turut serta dalam perubahan?
Krisis Sampah Plastik di Indonesia
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia adalah salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, botol plastik, dan kemasan makanan, menjadi kontributor utama terhadap tumpukan sampah di Indonesia. Sebagian besar sampah ini tidak dapat terurai dengan cepat dan mencemari tanah serta perairan.
Menurut laporan terbaru dari World Economic Forum, Indonesia berperan besar dalam pencemaran laut dengan sampah plastik. Sebagian besar sampah plastik berasal dari rumah tangga dan sektor perdagangan, yang menjadi masalah serius bagi ekosistem laut, terutama bagi kehidupan laut seperti penyu dan ikan.
Kebijakan Pemerintah: Apa yang Sudah Diterapkan?
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah untuk mengurangi sampah plastik melalui berbagai kebijakan, salah satunya adalah larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai yang dimulai pada tahun 2020. Pemerintah juga telah menerapkan pengurangan sampah plastik di beberapa wilayah melalui kebijakan pajak plastik atau biaya tambahan pada penggunaan kantong plastik di supermarket.
“Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah plastik, terutama di kota-kota besar. Namun, ini bukan hanya masalah kebijakan, melainkan juga perilaku konsumen yang harus berubah,” ujar Dr. Maria, seorang ahli lingkungan dari Universitas Indonesia.