Kini, Bahasa Jawa tetap digunakan oleh sebagian besar keturunan Jawa di Kaledonia Baru, meskipun penguasaan bahasa Indonesia cukup terbatas. Mereka menggunakan Bahasa Jawa ngoko secara umum, tanpa mengenal tingkatan bahasa halus seperti krama madya atau krama inggil. Bahasa Jawa di wilayah ini juga berkembang menjadi varian lokal yang dikenal sebagai Bahasa Jawa Kaledonia Baru (BJKB), hasil campuran dengan bahasa Perancis yang mencerminkan identitas unik komunitas tersebut.