Tampang

Gelombang PHK Besar-Besaran Dipicu AI: Ketika Teknologi Mulai Ambil Alih Pekerjaan Manusia

20 Jun 2025 14:02 wib. 40
0 0
Gelombang PHK Besar-Besaran Dipicu AI: Ketika Teknologi Mulai Ambil Alih Pekerjaan Manusia
Sumber foto: iStock

Di sektor pendidikan digital, perusahaan pembelajaran bahasa populer Duolingo juga telah mengambil langkah serupa. CEO-nya, Luis von Ahn, secara terbuka menyampaikan dalam memo internal kepada para karyawan bahwa perusahaan akan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kontraktor dan menggantikannya dengan AI.

“Kontraktor hanya akan digunakan jika AI benar-benar tidak mampu menangani pekerjaan tersebut,” tulis Ahn dalam pesannya pada bulan Mei. Ia menambahkan bahwa penambahan jumlah pegawai kini harus dipertimbangkan dengan sangat ketat, dan hanya akan dilakukan jika otomatisasi tidak lagi memungkinkan.

Langkah Ekstrem: 40.000 Karyawan Akan Dilepas

Langkah yang lebih agresif bahkan datang dari perusahaan telekomunikasi raksasa asal Inggris, BT Group. CEO perusahaan tersebut telah mengumumkan rencana besar untuk memangkas sekitar 40.000 pekerja dalam waktu 10 tahun ke depan. Ia mengakui bahwa angka tersebut pun mungkin belum sepenuhnya mencerminkan potensi penghematan yang bisa diperoleh dari pemanfaatan AI dalam jangka panjang.

Artinya, peran manusia dalam struktur perusahaan-perusahaan besar mulai benar-benar dipertanyakan, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang dapat diproses secara otomatis. Tidak hanya pekerjaan kasar atau administratif, bahkan pekerjaan yang membutuhkan pemikiran kompleks kini mulai digantikan oleh sistem AI yang terus berevolusi.

Ancaman dan Tantangan Baru di Era Otomatisasi

Fenomena ini menandai transformasi besar dalam dunia kerja global. Di satu sisi, AI memang menjanjikan efisiensi dan produktivitas yang tinggi. Namun di sisi lain, hadir pula risiko besar terhadap stabilitas pekerjaan manusia. Banyak karyawan yang sebelumnya merasa aman di bidangnya, kini mulai terancam kehilangan pekerjaan hanya karena peran mereka telah digantikan oleh sistem otomatis.

Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi negara-negara berkembang yang memiliki jumlah tenaga kerja melimpah namun belum sepenuhnya siap dengan perubahan teknologi yang cepat. Tanpa adaptasi dan peningkatan keterampilan digital, banyak pekerja bisa terpinggirkan dalam pasar kerja yang semakin kompetitif dan berbasis teknologi.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?