Tampang

“Gaji Rp 15 Juta Pasti Sehat dan Pintar?” – Pernyataan Menkes dan Realitas Kesenjangan yang Lebih Rumit

20 Mei 2025 22:19 wib. 92
0 0
Kelas menengah turun kelas. Para penumpang yang sebagian besar pekerja komuter memadati peron Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat jam pulang kerja, Jumat (10/2/2023).
Sumber foto: Google

Tampang.com | Sebuah pernyataan dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin baru-baru ini memicu polemik dan perdebatan publik. Ia menyatakan bahwa orang yang bergaji Rp 15 juta per bulan "pasti lebih sehat dan lebih pintar" dibanding mereka yang berpenghasilan Rp 5 juta. Menurutnya, jika seseorang tidak sehat atau tidak pintar, maka “mustahil” bisa meraih gaji sebesar itu—gajinya pasti hanya Rp 5 juta.

Pernyataan ini disampaikan dalam konteks Visi Indonesia Emas 2045, di mana kualitas kesehatan dan kecerdasan dianggap sebagai fondasi menuju negara maju. Sekilas, logika ini terdengar masuk akal: individu yang sehat dan cerdas tentu punya peluang lebih besar untuk sukses secara finansial. Namun, jika kita telusuri lebih dalam, hubungan antara pendapatan, kesehatan, dan pendidikan bukanlah hubungan sebab-akibat yang sederhana.

Korelasi Ada, Tapi Bukan Kausal Tunggal

Dalam teori modal manusia, memang terdapat pandangan bahwa investasi pada kesehatan dan pendidikan akan meningkatkan produktivitas dan berujung pada penghasilan yang lebih tinggi. Orang sehat cenderung lebih aktif, jarang absen, dan lebih efisien dalam bekerja. Sementara itu, pendidikan yang baik membuka akses ke pekerjaan bergaji besar.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?