Ketiga, Menteri Yassierli menekankan pentingnya melakukan adaptasi untuk mengatasi ketidakcocokan antara pendidikan formal dan kebutuhan industri. Hal ini menunjukkan perlunya kolaborasi lebih erat antara lembaga pendidikan dan sektor industri guna memastikan bahwa kurikulum yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan keterampilan di pasar kerja saat ini.
Dalam sambutannya, beliau juga menyoroti perlunya pelatihan keterampilan dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh tenaga kerja itu sendiri. Di tengah perkembangan zaman yang begitu cepat, pekerja diharapkan dapat mengembangkan kemampuan mereka agar tetap relevan dan kompetitif.
Yassierli menambahkan bahwa salah satu keterampilan yang saat ini sangat penting adalah penguasaan teknologi informasi. Beliau merujuk pada penelitian yang menunjukkan bahwa sekitar 50 persen keterampilan yang ada saat ini mungkin akan menjadi usang dalam dekade mendatang. Dengan berkembangnya teknologi, keterampilan dalam bidang IT dan teknologi lainnya akan menjadi semakin krusial.
Disamping itu, sebuah fakta menarik yang diungkapkan oleh Menteri adalah bahwa 85 persen dari tenaga kerja Indonesia berasal dari latar belakang pendidikan maksimal SMA atau SMK. Ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja di negara ini.