Untuk membebaskan diri dari jerat standar kecantikan yang menindas ini, diperlukan perubahan paradigma yang signifikan. Ini dimulai dari individu, komunitas, dan tentu saja, peran media dan industri.
Edukasi dan Kesadaran: Penting untuk memahami bahwa kecantikan adalah spektrum yang luas, dan tidak ada satu pun standar yang universal atau lebih unggul dari yang lain.
Literasi Media: Belajar kritis terhadap konten media dan iklan, menyadari bahwa banyak gambar yang ditampilkan telah melalui proses editing dan filter.
Mempromosikan Inklusivitas: Media dan merek memiliki tanggung jawab besar untuk menampilkan representasi kecantikan yang lebih beragam, mencakup berbagai warna kulit, bentuk tubuh, dan fitur wajah.
Self-Acceptance dan Body Positivity: Mendorong gerakan yang merayakan keberagaman tubuh dan menerima diri apa adanya, fokus pada kesehatan dan kebahagiaan daripada standar fisik yang sempit.
Kecantikan sejati harusnya berasal dari dalam, terpancar dari kepercayaan diri, kesehatan, dan keunikan individu. Mengubah narasi standar kecantikan di Indonesia adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih sehat secara mental dan lebih inklusif, di mana setiap orang dapat merasa cantik dan berharga dengan keunikan alami mereka.