Keefa mengenang Argo sebagai sosok yang luar biasa, penuh prestasi, dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. "Dia itu dikenal hebat oleh semua orang, dan juga atas prestasi-prestasi dia, dan juga kebaikan dia, juga perjuangan dia, dari semua tanggungan dan harapan orang-orang terdekat terhadap dia," tambahnya. Mengingat kehebatan sang kakak, Keefa bertekad untuk melanjutkan semangat Argo dengan belajar lebih giat dan aktif dalam berbagai organisasi, sesuai pesan terakhir kakaknya yang disampaikan dua hari sebelum ulang tahunnya.
Namun, di balik kenangan indah dan harapan untuk melanjutkan perjuangan sang kakak, tersimpan penyesalan terbesar bagi Keefa. Ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah mencoba berkomunikasi secara mendalam dengan Argo. "Saya sebagai adik, paling menyedihkan adalah, saya tidak pernah mencoba untuk berkomunikasi dengan dia," kata Keefa. Keefa, yang kini masih duduk di bangku kelas 2 SMA, menyadari bahwa ketidakdekatannya dengan Argo merupakan bentuk keegoisan di tengah kesibukan kakaknya sebagai mahasiswa. "Abang juga sibuk kalau pulang. Jadi, mau mengobrol, tiba-tiba sudah pergi, dan abang juga lebih diam," ungkapnya.
Keluarga Korban Tolak Upaya Damai, Prioritaskan Proses Hukum
Meiliana, ibunda Argo, menegaskan bahwa ia masih sangat berduka atas kepergian putranya. Saat ditanya mengenai adanya upaya permintaan maaf dari pihak keluarga Christiano, Meiliana menyatakan bahwa kondisi mental dan psikisnya masih terbebani. "Kalau terkait itu, saya bilang, mohon maaf, memang kondisi saya masih berduka. Saya beban mental, psikis saya masih terasa. Jadi harap mohon dimaklumi untuk itu,” ujarnya.
Paman Argo, Achfas, membenarkan bahwa pihak Christiano sempat menyampaikan permintaan maaf. Momen tersebut terjadi secara kebetulan saat Achfas menyambangi Polresta Sleman untuk mengambil ponsel dan laptop Argo yang dijadikan barang bukti. “Kami apresiasi niat, katakan bersilaturahmi ataupun dengan permintaan maaf, itu kami apresiasi. Tapi jalur hukum tetap. Ibunya pengin keadilan, transparansi, hingga kebenaran betul-betul diciptakan oleh aparat yang berwenang,” tegas Achfas. Ia menekankan bahwa pertemuan itu hanya kebetulan dan bukan inisiatif keluarga Argo untuk mendatangi pihak pelaku.